Ada yang
belum tau tentang AIDS? Ato yang pengen tau lebih dalem lagi tentang apa itu AIDS, yuk kita bahas lebih dalem , lets check this out guys ..
A.Pengertian
Acquired
Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) itu sekumpulan gejala, infeksi dan kondisi
yang diakibatkan oleh infeksi HIV pada tubuh. Muncul akibat rusaknya sistem
kekebalan tubuh manusia sehingga infeksi dan penyakit mudah menyerang tubuh dan
dapat menyebabkan kematian. Infeksi oportunistik adalah infeksi yang muncul
akibat lemahnya system pertahanan tubuh yang telah terinfeksi HIV atau oleh
sebab lain. Human Immunodeficiency Virus (HIV) Merupakan virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang tiidak dapat hidup di luar tubuh manusia.
Kerusakan sistem kekebalan tubuh ini akan menimbulkan kerentanan terhadap
infeksi penyakit
Pada orang
yang sistem kekebalan tubuhnya masih baik infeksi ini mungkin tidak berbahaya,
namun pada orang yang kekebalan tubuhnya lemah (HIV/AIDS) bisa menyebabkan
kematian.
B.Etiologi
AIDS
disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II, LAV, RAV. Yang
nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa agen
viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya
afinitas yang kuat terhadap limfosit T. Virus ini ditransmisikan melalui kontak
intim (seksual), darah atau produk darah yang terinfeksi.
C.
Patofisiologi
Virus AIDS
(HIV) masuk ke dalam tubuh seseorang dalam keadaan bebas atau berada di dalam
sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang
mempunyai molekul CD4. Sel-sel CD4-positif (CD4+) mencakup monosit, makrofag
dan limfosit T4 helper. Saat virus memasuki tubuh, benda asing ini segera
dikenal oleh sel T helper (T4), tetapi begitu sel T helper menempel pada benda
asing tersebut, reseptor sel T helper .tidak berdaya; bahkan HIV bisa pindah
dari sel induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi, sebelum sel T helper dapat
mengenal benda asing HIV, ia lebih dahulu sudah dilumpuhkan. HIV kemudian
mengubah fungsi reseptor di permukaan sel T helper sehingga reseptor ini dapat
menempel dan melebur ke sembarang sel lainnya sekaligus memindahkan HIV.
Sesudah terikat dengan membran sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas
benang RNA yang identik ke dalam sel T4 helper.
Dengan
menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptase, HIV akan
melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk
membuat double-stranded DNA (DNA utas-ganda). DNA ini akan disatukan ke dalam
nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang
permanen.
Fungsi T
helper dalam mekanisme pertahanan tubuh sudah dilumpuhkan, genom dari HIV ¬
proviral DNA ¬ dibentuk dan diintegrasikan pada DNA sel T helper sehingga
menumpang ikut berkembang biak sesuai dengan perkembangan biakan sel T helper.
Sampai suatu saat ada mekanisme pencetus (mungkin karena infeksi virus lain)
maka HIV akan aktif membentuk RNA, ke luar dari T helper dan menyerang sel
lainnya untuk menimbulkan penyakit AIDS. Karena sel T helper sudah lumpuh maka tidak
ada mekanisme pembentukan sel T killer, sel B dan sel fagosit lainnya.
Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan Kekebalan.
D.Manifestasi
Klinis Gejala dan tanda HIV/AID menurut WHO:
Stadium
Klinis I :
1.Asimtomatik
(tanpa gejala)
2.Limfadenopati
Generalisata (pembesaran kelenjar getah bening/limfe seluruh tubuh)
3.Skala
Penampilan
1 :
asimtomatik, aktivitas normal.
Stadium
Klinis II :
1.Berat
badan berkurang <> 10%
2.Diare
berkepanjangan > 1 bulan
3.Jamur pada
mulut
4.TB Paru
5.Infeksi
bakterial berat
6.Skala
Penampilan 3 : <> 1 bulan)
7.Kanker
kulit (Sarcoma Kaposi)
8.Radang
Otak (Toksoplasmosis, Ensefalopati HIV)
9.Skala
Penampilan 4 : terbaring di tempat tidur > 50% dalam masa 1 bulan terakhir.
E.Komplikasi
1.Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,
peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi,
dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat. Kandidiasis oral
ditandai oleh bercak-bercak putih seperti krim dalam rongga mulut. Jika tidak
diobati, kandidiasis oral akan berlanjut mengeni esophagus dan lambung. Tanda
dan gejala yang menyertai mencakup keluhan menelan yang sulit dan rasa sakit di
balik sternum (nyeri retrosternal).
2.Neurologik
a.ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensia AIDS (ADC; AIDS
dementia complex).
a.Manifestasi
dini mencakup gangguan daya ingat, sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi,
konfusi progresif, perlambatan psikomotorik, apatis dan ataksia. stadium lanjut
mencakup gangguan kognitif global, kelambatan dalam respon verbal, gangguan
efektif seperti pandangan yang kosong, hiperefleksi paraparesis spastic,
psikosis, halusinasi, tremor, inkontinensia, dan kematian.
b.Meningitis
kriptokokus ditandai oleh gejala seperti demam, sakit kepala, malaise, kaku
kuduk, mual, muntah, perubahan status mental dan kejang-kejang. diagnosis
ditegakkan dengan analisis cairan serebospinal.
3.Gastrointestinal
Wasting syndrome kini diikutsertakan dalam definisi kasus yang diperbarui untuk
penyakit AIDS. Kriteria diagnostiknya mencakup penurunan BB > 10% dari BB
awal, diare yang kronis selama lebih dari 30 hari atau kelemahan yang kronis,
dan demam yang kambuhan atau menetap tanpa adanya penyakit lain yang dapat
menjelaskan gejala ini.
a.Diare
karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma
Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam, malabsorbsi, dan
dehidrasi.
b.Hepatitis
karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik.
Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
c.Penyakit
Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai
akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rektal,
gatal-gatal dan diare.
4.Respirasi
Pneumocystic Carinii. Gejala napas yang pendek, sesak nafas (dispnea),
batuk-batuk, nyeri dada, hipoksia, keletihan dan demam akan menyertai pelbagi
infeksi oportunis, seperti yang disebabkan oleh Mycobacterium Intracellulare
(MAI), cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan strongyloides.
5.Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena
xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,
gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder dan sepsis. Infeksi oportunis seperti
herpes zoster dan herpes simpleks akan disertai dengan pembentukan vesikel yang
nyeri dan merusak integritas kulit. moluskum kontangiosum merupakan infeksi
virus yang ditandai oleh pembentukan plak yang disertai deformitas. dermatitis
sosoreika akan disertai ruam yang difus, bersisik dengan indurasi yang mengenai
kulit kepala serta wajah.penderita AIDS juga dapat memperlihatkan folikulitis
menyeluruh yang disertai dengan kulit yang kering dan mengelupas atau dengan
dermatitis atopik seperti ekzema dan psoriasis.
6.Sensorik
6.1.Pandangan
: Sarkoma Kaposi pada konjungtiva atau kelopak mata : retinitis sitomegalovirus
berefek kebutaan
6.2.Pendengaran
: otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran dengan efek
nyeri yang berhubungan dengan mielopati, meningitis, sitomegalovirus dan reaksi-reaksi
obat.
F.Pemeriksaan
Penunjang
1.Tes untuk
diagnosa infeksi HIV : a.ELISA (positif; hasil tes yang positif dipastikan
dengan western blot) b.Western blot (positif) c.P24 antigen test (positif untuk
protein virus yang bebas) d.Kultur HIV(positif; kalau dua kali uji-kadar secara
berturut-turut mendeteksi enzim reverse transcriptase atau antigen p24 dengan
kadar yang meningkat).
2.Tes untuk
deteksi gangguan system imun.
a.LED
(normal namun perlahan-lahan akan mengalami penurunan)
b.CD4
limfosit (menurun; mengalami penurunan kemampuan untuk bereaksi terhadap
antigen)
c.Rasio
CD4/CD8 limfosit (menurun)
d.Serum
mikroglobulin B2 (meningkat bersamaan dengan berlanjutnya penyakit) e.Kadar
immunoglobulin (meningkat)
G.Penatalaksanaan
1.Pengendalian
Infeksi Opurtunistik Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan
infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi
yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis
harus dipertahankan bagi pasien di lingkungan perawatan kritis.
2.Terapi AZT
(Azidotimidin) Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang
efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase.
Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV)
positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3.
3.Terapi
Antiviral Baru Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun
dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada
prosesnya. Obat-obat ini adalah : a.Didanosine b.Ribavirin c.Diedoxycytidine
d.Recombinant CD 4 dapat larut.
4.Vaksin dan
Rekonstruksi Virus Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut
seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan
keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman
dan keberhasilan terapi AIDS.
5.Pendidikan
untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan sehat,hindari
stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.
H.Pencegahan
1.A
(Abstinent): Puasa, jangan melakukan hubungan seksual yang tidak sah
2.B (Be
Faithful)Setialah pada pasangan, melakukan hubungan seksual hanya dengan
pasangan yang sah
3.C (use
Condom) Pergunakan kondom saat melakukan hubungan seksual bila berisiko
menularkan/tertular penyakit
4.D (Don’t
use Drugs) Hindari penyalahgunaan narkoba
5.E
(Education) Edukasi, sebarkan informasi yang benar tentang HIV/AIDS dalam
setiap kesempatan
0 komentar:
Posting Komentar